Selasa, 28 Juni 2011

PEROUA, Sebuah Tradisi dalam Adat & Budaya Buton


Peroua (Artinya Pencucian Wajah/Muka)
Acara ini hanya dilaksanakan oleh Bhisa (Dukun), dengan alat-alat kelengkapan sebagai berikut :
a.    Kain Putih, sandapa sasiku (satu depa dan satu hasta) kurang lebih 2 meter
b.    Bosu-Bosu Kosusu 2 buah (buyung atau pasu kecil yang ada susunya)

Pelaksanaannya pada 8 (delapan) hari bulan dilangit sesudah Magrib.  Yang bersangkutan duduk di pintu depan, rambut terurai menghadap ke arah Barat.  Dukun mengambil Bosu-Bosu Kosusu yang berisi air kemudian menyiramkannya dari kepala dengan sekaligus memecahkan bosu-bosu tersebut di atas kepala, lalu merobek sedikit sarung perempuan yang bersangkutan.

Sesudah itu balik menghadap ke arah Timur dan disiram lagi dengan air dan Bosu-Bosu Kosusu yang sebuah lagi tetapi tidak dipecahkan hanya dituang.  Kain putih serta Bosu-Bosu Kosusu tersebut diambil oleh Dukun.  Selain itu diberikan pula kepada Dukun uang sejumlah 3 boka.

Catatan :        
a.   Air yang dipergunakan untuk Peroua ini diambil di kali pada waktu subuh :
-    Bosu-Bosu Kosusu ke 1 diisi menghadap muara
-    Bosu-Bosu Kosusu ke 2 diisi menghadap ke hulu sungai
b.  Mendahului pelaksanaan Peroua ini lebih dahulu Dukun memasukan dua keping uang katip ke dalam Bosu-Bosu Kosusu yang diisi menghadap ke hulu.  Kalau kedua keping uang katip ini nampak kron di atas ini alamat baik.  Kalau sebaliknya maka harus diulangi namun hanya satu kron diatas itupun sudah dianggap baik, diulang sampai 3 kali. Sesudah itu baru dilaksanakan Peroua.

Demikian Ritual Peroua dalam Tradisi Budaya Buton.